HUJAN YANG DIRINDUKAN
Pagi ini tepat jam 05.00 WIB aku bersama salman keluar dari rumah kontrakan, suasana angin semilir yang masih sejuk sangat terasa menusuk kulit karena dinginnya. Awan yang mendung menjadi pemandangan di sepanjang jalan saat kita keluar berdua. Aku antar salman ke terminal bus Surabaya, ia menginginkan pulang ke jember karena sudah sejak 2 hari lalu ia bersamaku di kontrakan. Sepanjang perjalan itu, kiita saling bercerita satu sama lain. Meskipun tak begitu jelas dan harus dengan suara yg agak nyaring karena gelombang angin yg berbisik. Selama perjalan itu difikiranku cuman terbayang tentang aku dan dia selama dikontrakan, q ngotot menahannya supaya tidak pulang ke jember hari ini. Q ulur ulur waktu supaya salman tidak pulang dulu. Sampai pada akhirnya akupun bilang sama dia "ayo man". Dengan berat hati ajak ia jalan ke terminal, sebelum berangkat q juga menyampaikan "man q pulang besok ke kampung" meskipun dalam hati ada keinginan lain dari ucapanku tersebut namun aku malu utk berterus terang kepadanya. Saat itu q hanya memiliki uang 46 ribu dan hanya cukup buat bensin. Q sdah tidak merpikirkan gimana klu ada resiko dijalan. Niat q yakin besok aku harus pulang tanpa memberitahu salman klu aku hanya ada uang sgitu. Tak lama dri itu, rupanya salman tau klu q tdk ada uang buat cadangan pulang. Ia julurkan tangan dan memberiku 50ribu, akupun bilang kepadanya, terimakasih man, uangmu q pinjam dulu. Jauh didalam hatiku q sambil diam dan mendoakan, semoga q bisa memberimu lebih dri yg km beri kpada q skrg man. Sejak dari itu hati ini merasa menangis, kita yang bernasip sama ternyata masih bisa saling merasakan masa masa sulit satu sama lain, masa dimana harus berjuang mendapatkan sebuah pekerjaan utk melangsunhkan hidup. ketulusanmu membantu ku membuatku semakin yakin kalau dirimu tak lama kemudian akan ada yg menolongmu dalam masalah pekerjaan.
Ditengah perjalanan menuju terminal, suasa hati semakin tak menentu. Cerita berdua sejauh perjalanan hanya sebuah penghibur supaya aku tak terbawa sedih. Hujan grimispun dengan ringan turun pelan pelan menghampiri seluruh tubuh kami dan dingin itu semakin menjadi jadi. Sampai ditengah jalan melintasi sebuah rel kami harus memaksakan diri utk berhenti, bukan karena hujan lebat, melainkan ban motor bocor. Seharusnya aku mengganti ban itu dengan yg baru tapi saat itu terlalu pagi, dan tidak mungkin juga aku harus menggantinya hari ini. Tanpa banayak pikir Kita harus segera mencari tambal ban terdekat disepanjang jalan yg kami lewati. Dan alhamdulillah grimis ini membawa kita rejeki. Tak jauh kita mendorong motor itu kira-kira 100 meter ada tambal ban kiri jalan yg sdah rapi dan siap menambal ban motor kami. Akupun bilang sama salman, "memang waktunya ganti ban man" sambil q bbm si ipan dan buang senyum utk nya. Tapi gpp bukan saat ini waktunya ganti ban itu, sebentar klau ada uang saja ucap saya buat salman. Saat ini ban itu sdah selesai di tembel dan kami pun harus melanjutkan perjalanan ini menuju terminal. Kita harus berpisah utk bertemu lagi stelah hati raya nanti. Salman pamit sambil kepadaku sambil siap berjalan menuju bus yg ada di dalam terminal. Akupun pamit pulang kepadanya.
Dalam perjalanan kembali dari bungurasih ke rumah kontrakan, aku di guyur hujan meskipun tidak sampe membasahi semua tubuhku. Ada yg aneh dari turunnya hujan ini. Perasaan aneh itu membawa pikiranku utk mengingat tentang hujan yg turun di pagi hari. Bahwa kata org2 terdahulu hujan pagi akan membawa rejeki, begitu katanya. Sambil q gas motor tidak terlalu kencang dan kunikmati laju kendaraan dengan santai. Dalam pikiran rileks akupun berharap "ya allah semoga ada rejeki dipagi hari ini", harapannya ipan bisa memberikan pinjaman uang buat ganti ban sebelum motor itu q bawa buat pulang kampung. Akupun sampai dirumah kontrakan dengan jaket basah di bagian depan, aku segera melepas jaket itu dan meangin anginkannya supaya airnya berkurang. Akupun masuk kamar denga menatap wajah ipan yg masih baru siuman dari tidur. Sekitar 15 menitan ipan pun siap siap utk pergi kerja. Aku menyapanya "Om ipan, q bbm km" namun q sungkan utk trus terang melanjutkan perkataan itu kalau q butuh bantuan untuk ganti ban. Sambil melihat om ipan keluar rumah utk pergi kerja, q berdiri di dekat pintu depan rumah. Q saksikan tetesan lembut air hujan yg turun di atas genteng rumah tetangga, sambil diam q tetap berdoa semoga q ada rejeki untuk hari ini. Lanjut q masuk kedalam rumah lagi.
Dikamar kontrakan sambil tiduran ku coba buka laptop dan menyalakan modem untuk di share wifi, HP kecil yg mati juga aku coba utk nyalakan. Tersontak aku kaget mendapat sms yg tak biasanya aku tau. Nomor asing itu telah mengirimku sms dengan isi yg sangat aku tunggu kabarnya dari hampir 1,5 tahun yg lalu.
Pagi ini aku telah di hubungi anak2ku saat q sm3t dulu. Anak itu yg sejak kita ada disana selalu tinggal dirumah dan membantu kegiatan keseharian kami. Dia adalah DEMAS WENDA yg entah kemana dia menghilang stelah ia lulus SMA. Sempat q jumpa semasih ia sekoalah ia harus menarik becak utk mencari uang sendiri, sempat juga menjadi kernet saat liburan sekolah. Anak satu ini memang unik, tapi dari semangatnya q bnyak meniru dari nya. Alhamdulillah saat ini aku telah tau kabar dia, dan aku sangat bersyukur ternyataa dia masih mengingatku. Dengan rasa penasran q coba smbungkan wifi HP android milikku. Banyak notifikasi yg masuk, salah satunya ada chat line dari ACU YIKWA teman DEMAS WENDA yg tinggal bersama kami dirumah guru. ACU memberitahuku kalau posisi dia saat ini sedang bersama Demas, dan q sngat bersyukur mereka ternyata tidak hanya berdua. Namun ada IDA dan BOBAN yg juga teman sekelasnya saat di bangku SMA. Hati ini senang mendengar 3 org murid kami DEMAS, IDA dan BOBAN ternyata saat ini sedang melanjutkan setudi di kabupaten Sorong. Tak lama dari percakapanku via line dg ACU, ada sms lgi. Namun kli ini bukan dari seorg murid. Yg sms kli ini adalah pak Haryono. Bliau adalah org teknik sipil yg memberikanku pekerjaan untuk membimbing anak SMA yg akan perguruan tinggi. Bliau sangat to the point, isi sms nya menanyakan tentang posisi saya skrg dimna. Aku membalasnya kalau aposisku di SBY namun mau balik kampung besok pagi. Bliau membalas lagi, dan bilang kalau mulai tgl 10 besok klu bisa aku memberikan bimbingan lagi utk tes mandiri. Di akhir percakapan sms itu, bliau sangat ramah dan memberiku sejumlah uang utk pulang melalui rekening. Sungguh air mata ini langsung jatuh tak terasa, seakan ini hanya sebuah mimpi saja. Dengat rasa kaget dan sngat bersyukur kepada allah, q balas sms bliau semoga bpk mendapatkan keberkahan, kesejahteraan, kebahagian dan kesehatan yg sempurna. Aamiin
ALHAMDULILLAH YA ALLAH, AKU TAK PERNAH RAGU DENGAN APA YG TELAH ENGKAU BERIKAN KEPAKU SAAT INI, SUNGGUH AKU MENIKMATINYA DENGAN RASA SYUKUR KEPADAMU ATAS SEMUA INI.
Selamat samapai di jember Salman Al Farizi
Surabaya, 30 Juni 2016
Post a Comment